LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
DAN HEWAN (JAGUNG, KACANG MERAH, DAN LALAT BUAH)
Disusun Oleh:
Kelompok 5
(XII MIPA 4)
Angel
Claudia Maria
Fuji
Kusumawicitra
Galih
Ferdiyana
Maulana Nur
Ardian
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas
segala kebesaran dan limpaha nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum “Pertumbuhan dan Perkembangan Pada
Tumbuhan dan Hewan”.
Dalam
penulisan laporan
praktikum ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan praktikum ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis
semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang
terkait.
Sehubungan
dengan hal tersebut, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Dalam
penyusunan laporan praktikum ini,
penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai
pihak agar laporan praktikum
kedepannya lebih baik dan bermanfaaat.
Sukabumi,
23 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………… ii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………... 1
I.1. Latar
Belakang ………………………………………………………… 1
I.2. Hipotesis……………………………………………………………….. 1
I.3. Tujuan
Penelitian ……………………………………………………… 1
I.4. Rumusan
Masalah …………………………………………………….. 1
I.5. Metode
Penulisan …………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ……………………………………………………… 3
II.1. Kacang Merah ………………………………………………………… 3
II.2. Jagung …………………………………………………………………. 4
II.3. Lalat Buah …………………………………………………………….. 5
II.4. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan …………………… 7
II.5. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan ………………………. 9
BAB III METODE
PENELITIAN …………………………………………………… 12
III.1. Metode Penelitian …………………………………………………….. 12
III.2. Tempat Penelitian ……………………………………………………. 12
III.3. Waktu Penelitian ……………………………………………………. 12
III.4. Bahan dan Alat ……………………………………………………… 12
III.5. Langkah Kerja ……………………………………………………….. 12
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN …………………………………………… 14
IV.1. Tabel
Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung dan Kacang Merah
……………………………………………………….. 14
IV.2. Tabel
Pengamatan Daerah Pertumbuhan Pada Kacang Merah ……… 14
IV.3. Tabel
Pengamatan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang
Merah ……………………………... 15
IV.4. Tabel
Pengamatan Metamorfosis Lalat Buah ………………………… 15
IV.5. Pembahasan
…………………………………………………………… 15
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………. 18
V.1. Simpulan
………………………………………………………………. 18
V.2. Saran
…………………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 19
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
”Pertumbuhan” adalah proses pertambahan volume yang irreversible
(tidak dapat kembali ke bentuk semula) kerena adanya pembelahan mitosis
atau pembesaran sel; dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat di
ukur dan dinyatakan secara kuantitatif, contohnya pertumbuhan batang tanaman
dapat diukur dengan busur pertumbuhan atau auksanometer.
”Perkembangan” adalah pertumbuhan menuju kedewasaan suatu organisme atau
terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan
tidak dapat dinyatakan dengan ukuran.
Setiap makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan, baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pertumbuhan secara kualitatif,
artinya dari kecil tumbuh menjadi besar. Adapun pertumbuhan secara kuantitatif,
maksudnya tumbuh dari satu menjadi banyak.
I.2. Hipotesis
Kacang merah merupakan tumbuhan dikotil dan berkecambah
secara epigeal, sedangkan jagung adalah tumbuhan monokotil dan berkecambah
secara hipogeal. Lalat buah berkembang
biak dengan cara kawin. Siklus hidup lalat buah dimulai dari telur, ulat, pupa
dan lalat dewasa.
I.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui proses
pertumbuhan dan perkembangan pada kacang merah, jagung (Zea mays) dan lalat buah (Drosophila sp.).
I.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan
laporan penelitian kali ini yaitu:
1. Bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan pada
kacang merah?
2. Bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan pada
jagung?
3. Bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan pada
lalat buah?
I.5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan
laporan ini adalah metode pengamatan, dan literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kacang Merah
Kacang merah merupakan salah satu
tanaman yang tergolong atau kelompok dari kacang polong, satu keluarga dengan
kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolodan kacang uci. Kacang merah terbagi 3
yaitu kacang merah kecil, kacang merah sedang dan kacang merah besar.
Klasifikasi Kacang Merah:
·
Kindom / kerajaan : Plantae / Plants
·
Division / divisi : Magnoliophyta / Flowering Plants
·
Classing/ kelas : Magnoliopsida / Dicotyledons
·
Ordo / bangsa : Fabales
·
Familia / suku : Fabaceae ( Leguminosae ) / Pea Family
·
Genus / marga : Phaseolus L./Bean
·
Species / jenis : Phaseolus
vulgaris L.
Kacang merah berasal dari Amerika Tengah dan Amerika
Selatan. Kacang Merah memiliki dua tipe, yang pertama Phaseolus vulgaris L
(kacang merah merambat). Yang ke dua Kidney bean, yaitu kacang merah tegak yang
tingginya tidak lebih dari 60 cm.
Kacang merah tumbuhnya melilit, daunnya majemuk, beranak
tiga. Perbungaan terletak di ketiak. Tanaman ini ada yang berupa tanaman semak
yang tegak dan ada juga yang merambat sampai ketinggian kira-kira 3,5-4,5,
serta tanaman ini juga memerlukan penyangga.
Selain penanaman kacang merah ini mudah, ternyata kandungan
gizi yang terdapat di dalamnya juga sangat tinggi. Kacang merah kering
merupakan sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B,
folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin adalah zat gizi
esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.syarat suhu
atau temperatur kelembaban udara yang dibutuhkan kuranglebih 55% sedang
medianya mengandung kadar pH berkisaran antara 5,5-6,8. Penanaman pada
media yang ber-pH < 5,5 aan terganggu pertumbuhannya kartumburena pada pH
yag rndah trejadi gangguan penyerapan unsur hara.. Umumnya kacang merah
memerlukan cahaya matahari berkisaran antara 400-800 feetcandles.
Habitat
tanaman
Kacang
merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek
memerlukan panjang hari terendah antara 11-12.3 jam untuk inisiasi bunga.
Temperatur optimum antara 16 hingga 27 ° C. Curah hujan normal tahunan adalah
900-1500 mm tetapi dapat toleran dengan sedikitnya 500-600 mm dalam satu musim
penanaman. Kacang ini tumbuh di dataran rendah tropis dan area subtropis tetapi
dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m. Kacang merah menyukai lahan
beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 6.0-6.8. Beberapa kultivar tahan
terhadap lahan asam dengan pH serendah-rendahnya 4.4.
II.2. Jagung
Tanaman
jagung merupakan tanaman yang sangat populer dan juga bnyak di kenali
masyarakat. Selain itu, tanaman jagung sangat mudah di budidayaan dengan media
tanah apapun.
Klasifikasi
Tanaman Jagung
·
Kingdom : Plantae (
tumbuhan )
·
Divisi : Magnoliophyta
( Tumbuhan Berbunga )
·
Kelas :
Liliopsida ( monokotil )
·
Ordo :
Poales
·
Famili :
Poacae
·
Spesies : Zea
Mays L
Kandungan
Gizi:
Biji
jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endosperma. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat
dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar
atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak
berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai
bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi
mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram
bahan adalah:
·
Kalori :
355 Kalori
·
Protein :
9,2 gr
·
Lemak :
3,9 gr
·
Karbohidrat :
73,7 gr
·
Kalsium :
10 mg
·
Fosfor :
256 mg
·
Besi :
2,4 mg
·
Vitamin A :
510 SI
·
Vitamin B1 :
0,38 mg
·
Air :
12 gr
dan bagian yang dapat dicerna 90%.
Untuk
ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih
rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak daripada beras.
Tanaman
jagung adalah tanaman semusim. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu
siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif.
Tinggi
tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman
biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing
(acutus), tepi daun rata (integer), Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula.
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan
ada yang berambut. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.
Habitat:
Tanaman jagung sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran, hidup pada tanah
lembab pada dataran rendah hingga 500 M di permukaan laut.
II.3. Lalat Buah
Klasifikasi
lalat buah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Species : Drosophila sp
Lalat buah Drosophila sp merupakan lalat yang suka
sekali mengerumuni buah yang masak ini banyak digunakan dalam penelitian
genetika, oleh karena mudah didapat di alam, mudah dipelihara dan tidak
memerlukan tempat yang luas, cukup dalam botol-botol saja, mempunyai siklus
hidup yang pendek yaitu 14 hari saja sehingga dalam waktu singkat sudah dapat
diketahui keturunannya bila diadakan percobaan perkawinan, dan hanya mempunyai
8 kromosom sehingga mudah dihitung.
Seperti pada serangga umumnya, lalat Drosophila sp
betina mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan yang jantan.
Inti sel tubuh mengandung 8 kromosom yang terdiri dari 6 (3 pasang) autosom
yaitu kromosom yang bentuk dan ukurannya sama pada lalat betina maupun jantan
dan 2 (1 pasang) kromosom kelamin atau seks kromosom.
Pada makhluk hidup biasanya terdapat suatu daur hidup ini
mempunyai tahapan atau fase-fase tertentu dalam perkembangannya. Adapun daur hidup lalat buah adalah;
a.
Telur
Lalat buah yang
dewasa akan bertelur pada hari kedua dari pupa dan berkembang selama lebih
kurang 1 minggu. Telur tersebut berbentuk lonjong, luarnya dilapisi oleh
selaput berbentuk tipis kuat dan disebut chondrion dari bagian ujung anterior
terdapat dua tangkai kecil seperti sendok yang ringan.
b.
Pupa
Ketika pupa bagian
kepala dan sayap mulai terbentuk, pupa yang seperti ini biasanya disebut dengan
instar keempat. Kemudian menjadi susunan yag lebih sempurna dengan bagian
kepala, susunan sayap dan kaki-kakinya. Selama masa pupa mereka lebih banyak
tidur dalam jaringan daripada masa embrio. Perkembangan atau kelangsungan dari
hidup pupa merupakan kekuatan untuk mencapai kedudukan untuk menjadi dewasa.
Pelepasan jaringan larva menyebabkan terjadinya perpindahan materi dan energi
untuk perkembangan selanjutnya yang lebih sempurna pada peristiwa metabolisme.
II.4. Pertumbuhan dan
Perkembangan Pada Tumbuhan
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi
karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses
imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula
yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil.
Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon
batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu
tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder
Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan
primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat
meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang
tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil
terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan
sekunder (membesar). Kambium akan membelah ke arah luar
membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam
membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium
sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan
sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup.
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor luar
Faktor luar
adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada
tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam
faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim,
gravitasi bumi, dan lain-lain.
1.
Nutrisi
Tumbuhan
memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam
jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah
sedikit disebut unsur mikro.
2.
Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan
fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan
adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga
dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan
dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam
jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi
tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
3.
Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu
terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktif.
4.
Kelembaban atau kadar
air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air,
pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan
lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan
demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
b. Faktor dalam
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam
adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon
merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang
sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan
kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini
adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:
- Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung
batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan
mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif
sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical
dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang,
sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin
dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya
dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan
terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil
yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke
arah datangnya sinar.
- Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur
pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan
buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan
meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).
- Sitokinin : Hormon tumbuhan ini
mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel.
Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat
penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai
peranan dalam memperpanjang usia jaringan.
- Asam
Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan
biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan
tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun,
merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi (menghambat
perkecambahan biji).
- Gas
etilen
: Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon
yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen
meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi
empuk dan berasa manis.
- Kalin: Kalin adalah hormon yang
merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya,
kalin dibedakan atas:
- Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
- Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang
telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin)
- Filokalin : merangsang pembentukan daun
- Antokalin : merangsang pembentukan bunga
- Asam
traumalin
: Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki
kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau
regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium
luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali
dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti
dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh
tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
II.5. Pertumbuhan
dan Perkembangan Pada Hewan
Semua mahluk hidup yang ada di
bumi mengalami pertumbuhan dan perkembangan, termasuk hewan. Fase pertumbuhan
pada hewan hampir mirip dengan pada manusia, yaitu :
A.
Fase Embrionik
Yaitu pertumbuhan mulai dari zigot
hingga terbentuknya embrio.
Terdiri beberapa tahap:
Terdiri beberapa tahap:
1.
Morula
Morula yaitu pembelahan zigot membelah (mitosis)
menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul membentuk seperti buah arbei.
2. Blastulasi
Blastulasi sel-sel morula membelah dan “arbei”
morula membentuk rongga (blastocoel) yang berisi air, disebut dengan blastula.
3. Gastrulasi
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula
menjadi gastrula.
4.
Morfogenesis
Yaitu proses pertumbuhan, perkembangan dan
diferensiasi menjadi organ, sistem organ dan organisme.
5. Diferensiasi dan
Spesialisasi Jaringan
Diferensiasi jaringan/lapisan embrionik akan
berkembang menjadi berbagai organ dan sistem organ.
Spesialisasi setiap jaringan akan mempunyai bentuk, struktur dan fungsinya masing-masing.
Spesialisasi setiap jaringan akan mempunyai bentuk, struktur dan fungsinya masing-masing.
6. Imbas Embrionik
Diferensiasi dari suatu lapisan embrionik
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh diferensiasi lapisan embrionik lain.
B. Fase Pasca Embrionik
1.
Metamorfosis
Yaitu perubahan
bentuk tubuh pada beberapa hewan secara bertahap dari masa muda sampai dewasa.
Macam-macam
metamorfosis:
·
Ametabola : Tidak mengalami metamorfosis. Contoh:
Kutu Buku.
·
Holometabola : Metamorfosis sempurna. Contoh: Lalat buah,
Kupu-kupu.
·
Hemimetabola : Metmorfosis tidak sempurna. Contoh: Kecoa
2. Regenerasi
Yaitu kemampuan untuk memperbaiki sel, jaringan atau bagian
tubuh yang rusak, hilang atau mati.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
III.1. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam keseluruhan
praktikum ini adalah metode pengamatan seksama
dan pencatatan.
III.2. Tempat
Penelitian
Kami melakukan percobaan
dan pengamatan ini di ruang kelas XII MIPA 4, SMAN 1 Cikembar.
III.3. Waktu
Penelitian
Pengamatan dilaksanakan
pada tanggal 14 Agustus – 5 September 2015.
III.4. Bahan
dan Alat
Ø Pengamatan:
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah dan jagung.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah biji kacang merah, air, jagung, tanah gembur, dan gelas plastik bekas
yang telah dilubangi bagian bawahnya. Sedangkan alat yang digunakan adalah paku,
sekop/cangkul, dan kertas label.
Ø Pengamatan:
Daerah perkecambahan tanaman
kacang merah.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah biji kacang merah, kapas, air. Sedangkan alat yang digunakan adalah
visin (piring kecil), penggaris, kertas label, dan pulpen.
Ø Pengamatan:
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah biji kacang merah, kapas, dan air. Sedangkan alat yang digunakan
adalah, gelas plastik bekas yang telah dilubangi, penggaris, dan kertas label.
Ø Pengamatan:
Metamorfosis lalat buah.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah buah pisang masak cenderung busuk,dan lalat buah.
Sedangkan alat yang digunakan adalah toples bekas, kain kassa, kamera
autofocus, pulpen, label dan karet gelang.
III.5. Langkah Kerja
Ø Pengamatan:
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah dan jagung.
1. Menyiapkan
biji kacang merah dan jagung.
2. Menyipkan
gelas plastik bekas yang telah dilubangi dengan paku, kemudian diisi tanah ¾
nya.
3. Masukan
biji kacang merah dan jagung sedalam 1 cm dari permukaan tanah.
4. Beri
label pada gelas plastik bekas.
5. Siram
setiap hari, simpan di tempat dengan cahaya cukup, catat data pada tabel.
Ø Pengamatan:
Perkecambahan tanaman kacang merah.
1. Menyiapkan
biji kacang merah.
2. Menunggu muncul kecambah sampai 10 mm.
3. Menyiapkan
visin kemudian letakan kapas yang telah direndam dalam air.
4. Simpan
biji yang telah berkecambah, kemudian diberi tanda dengan
pulpen per 2
mm, sampai 10 mm, atau 5 daerah,
diatas kapas.
5. Beri
label pada visin.
6. Simpan
di tempat dengan pencahayaan cukup, basahi selalu kapas, jangan dibiarkan
Tuliskan data pada table setiap 2 hari
sekali.
Ø Pengamatan:
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.
1. Menyiapkan
biji kacang merah.
2. Menyiapkan
gelas plastik bekas.
3. Simpan
kapas yang telah direndam dalam air didal gelas plastik, kemudian taruh biji
kacang merahnya.
4. Simpan
2 buah sample di tempat terang, dan 2 lainnya ditempat gelap.
5. Beri
label, siram setiap hari, data dan masukkan kedalam tabel.
Ø Pengamatan:
Metamorfosis lalat buah.
1. Menyiapkan
toles yang telar dimasukkan buah pisang didalamnya.
2. Menunggu
lalat buah masuk dalm toples.
3. Setelah
terperangkap, segera tutup toples dengan kain kassa, dan ikat dengan karet.
4. Amati
setiap hari, masukkan data kedalam tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Tabel Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman Jagung dan Kacang Merah.
No.
|
Pengukuran (cm)
|
Jagung
|
|||||||||||
A
|
B
|
C
|
|||||||||||
1.
|
Minggu
Ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2.
|
Tinggi
Tanaman
|
18,5
|
30
|
55
|
125
|
16,5
|
35
|
43
|
134
|
10,5
|
30
|
44
|
159
|
3.
|
Jumlah
Daun
|
2
|
17
|
48
|
56
|
2
|
12
|
42
|
72
|
2
|
16
|
45
|
68
|
No.
|
Pengukuran (cm)
|
Kacang Merah
|
|||||||||||
A
|
B
|
C
|
|||||||||||
1.
|
Minggu
Ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2.
|
Tinggi
Tanaman
|
26,5
|
68,5
|
99
|
129
|
3
|
40
|
83,5
|
132
|
21,5
|
59,5
|
112
|
162
|
3.
|
Jumlah
Daun
|
2
|
19
|
58
|
65
|
1
|
11
|
32
|
78
|
2
|
16
|
55
|
72
|
IV.2.
Tabel
Pengamatan Daerah Pertumbuhan Pada Kacang Merah
Ø Hari Ke-3
Daerah yang
ditandai
|
Jarak awal
|
Jarak akhir
|
||
A
|
B
|
C
|
||
1
|
2 mm
|
3
|
4
|
3
|
2
|
2 mm
|
4
|
4
|
4
|
3
|
2 mm
|
3
|
3
|
4
|
4
|
2 mm
|
3
|
5
|
7
|
5
|
2 mm
|
4
|
2
|
4
|
Ø Hari Ke-5
Daerah yang
ditandai
|
Jarak akhir
|
||
A
|
B
|
C
|
|
1
|
5
|
4
|
3
|
2
|
7
|
4
|
5
|
3
|
6
|
4
|
6
|
4
|
5
|
6
|
6
|
5
|
5
|
4
|
5
|
Ø Hari Ke-7
Daerah yang
ditandai
|
Jarak akhir
|
||
A
|
B
|
C
|
|
1
|
5
|
4
|
3
|
2
|
7
|
4
|
5
|
3
|
6
|
4
|
6
|
4
|
5
|
6
|
6
|
5
|
5
|
4
|
5
|
|
|
|
|
IV.3. Tabel Pengamatan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Merah.
Hari Ke-
|
Gelap Kering
|
Gelap Basah
|
Terang
Kering
|
Terang Basah
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
0,5 cm
|
-
|
-
|
3
|
-
|
1 cm
|
-
|
-
|
4
|
-
|
2,7 cm
|
-
|
-
|
5
|
-
|
4 cm
|
-
|
-
|
6
|
-
|
5,2 cm
|
-
|
0,1 cm
|
7
|
-
|
6 cm
|
-
|
0,2 cm
|
IV.4. Tabel
Pengamatan Metamorfosis Lalat Buah
No.
|
Hari Ke-
|
Perubahan
yang terjadi
|
1
|
1
|
Sudah ada lalat buah yang masuk
|
2
|
2
|
Sudah ada beberapa telur
|
3
|
3
|
Mulai ada larva
|
4
|
4
|
Larva sudah cukup banyak
|
5
|
5
|
Larva telah menjadi kepompong
|
6
|
6
|
Larva masih menjadi kepompong
|
7
|
7
|
Beberapa lalat baru sudah ada
|
8
|
8
|
Lalat buah yang baru telah ada
|
IV.5. Pembahasan
Ø Pengamatan Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman Jagung dan Kacang Merah.
Suhu optimal
adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana
presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara
26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan
perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi
benih, cahaya dan zat tumbuh giberellin. Berdasarkan hal tersebut kita
dapat mengetahui bahwa perbedaan suhu pada daerah perkecambahan mempengaruhi
perkecambahan itu sendiri. Hormon
mempengaruhi proses perkecambahan, contohnya auksin yang berfungsi dalam
mematahkan dormansi biji dan akan merangsang proses perkecambahan biji serta
memacu proses terbentuknya akar. Hormon yang lain adalah hormon giberelin yang
berperan dalam mobilisasi bahan makanan selama proses perkecambahan.
Pertumbuhan embrio selama perkecambahan bergantung pada persiapan bahan makanan
yang berada di dalam endosperma. Untuk keperluan kelangsungan hidup embrio maka
terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi
gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energy sebagai
pertumbuhannya. Peran giberelin diketahui mampu meningkatkan aktivitas enzim
amylase. Hormon yang lain adalah hormon sitokinin yang berinteraksi dengan
giberelin dan auksin untuk mematahkan dormansi biji. Selain itu, sitokinin juga
mampu memicu pembelahan sel dan pembentukan organ. Peran hormon auksin
dipengaruhi oleh cahaya matahari, intensitas penyinaran cahaya yang berlebih
atau cukup banyak dapat menyebabkan hormon auksin yang berfungsi dalam
perkembangan biji menjadi terhambat.
Ø Pengamatan
Daerah Pertumbuhan Pada Kacang Merah
Akar memiliki 4 daerah pertumbuhan,
yaitu tudung akar, daerah meristem (pembelahan sel), daerah pemanjangan sel,
dan daerah diferensiasi sel.
Tudung akar
(kaliptra)
Tudung akar berfungsi untuk
melindungi akar termasuk bagian meristem akar dari kerusakan dan gesekan di
dalam tanah. Mekanisme perlindungan tersebut terjadi melalui sekresi cairan
polisakarida yang berfungsi untuk melumasi tanah di sekitar titik tumbuh akar
sehingga tanah menjadi lunak untuk ditembus akar.
Daerah meristem
Meristem terdiri dari meristem
apical dan deviratnya. Meristem apical merupakan pusat pembelahan yang
menghasilkan sel-sel meristem primer untuk menggantikan sel-sel pada tudung
akar yang terlepas.
Daerah
pemanjangan
Sel-sel pada daerah pemanjangan
membelah lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel pada daerah meristem. Pemanjangan
ini akan menekan ujung akar, termasuk meristem, sehingga akar memanjang.
Sel-sel di daerah pemanjangan juga berfungsi sebagai penyimpan makanan.
Daerah
diferensiasi
Di daerah diferensiasi, sel-sel dari
daerah pemanjangan mulai terspesialisaso struktur dan fungsinya. Di daerah ini,
terdapat 3 sistem jaringan yang di hasilkan oleh sel-sel meristem,yaitu :
1. Protoderma : lapisan
terluar meristem primer yang akan berkembang menjadi epidermis.
2. Meristem
Dasar : lapisan
kedua dari meristem primer yang akan berkembang menjadi jaringan dasar.
Jaringan dasar merupakan unssur penyusun utama lapisan koteks akar.
3. Prokambium : lapisan
paling dalam (pusat) dari jaringan meristem primer yang akan berkembang menjadi
silinder vaskuler pusat (stele), yaitu xylem dan floem.
Dilihat dari
tabel diatas, interval yang berbeda mengisyaratkan adanya zona pertumbuhan,
yang berbeda-beda kecepatan pertumbuhannya.
Ø Pengamatan Pengaruh
Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Merah.
Dilihat dari tabel diatas, bahwa tanaman dalam kondisi kering (gelap atau
terang) tidak akan bertumbuh, sebab tak ada asupan nutrisi dari air yang
menyebabkan biji menjadi pecah.
Sedangkan
tanaman pada kondisi gelap basah cepat sekali pertumbuhannya, karena ia akan
mencari sumber cahaya sehingga batangnya menjulang ke arah cahaya, namun
batangnya sangat lapuk dan tidak kokoh, serta menguning. Beda lainnya dengan
tumbuhan di kondisi terang basah, pertumbuhannya lambat, namun batang daun dan
akar kokoh.
Ø Pengamatan
Metamorfosis Lalat Buah
Dari hasil pengamatan di atas, lalat buah
ternyata mengalami proses Metamorfosis. Metamorfosis tersebut berlangsung
selama kira-kira 8 hari. Metamorfosisnya adalah Metamorfosis sempurna, karena
dimulai dari telur, lalu setelah menetas menjadi larva, setelah beberapa hari
(±2 hari) kemudian dari larva menjadi kepompong atau disebut dengan pupa.
Beberapa hari kemudian kepompong atau pupa menjadi lalat buah baru, hingga
akhirnya menjadi lalat buah dewasa atau disebut dengan imago. Dengan kata lain
Metamorfosis pada lalat buah terdiri dari telur → larva → nympha → imago, yaitu Metamorfosis
sempurna. Adapun salah satu pertumbuhannya yaitu lalat buah muda semakin lama,
ukuran tubuhnya akan menjadi lebih besar dan akan seperti lalat dewasa,
sedangkan perkembangannya adalah ketika larva dapat membuat kepompong, sesudah
menjadi lalat buah dapat terbang dengan sayapnya, mampu mencari makanan dengan
penciumannya, ketika dewasa mampu menghasilkan keturunan (bertelur pada lalat
betina), dll.
BAB V
PENUTUP
V.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Daerah tumbuh pada akar letaknya pada ujung akar atau meristem apikal
dengan pertumbuhan primer, sedangkan daerah tumbuh pada batang letaknya pada
meristem lateral atau pada kambium dengan pertumbuhan sekunder.
2. Tumbuhan kacang merah yang tumbuh di daerah gelap tumbuh
lebih cepat karena peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin,
sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang merah. Meskipun
tanaman kacang merah ini tumbuh lebih cepat, tetapi tanaman ini mempunyai
kondisi fisik yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, serta warna
batang terlihat pucat.
3. Tahapan fase daur hidup drosphilla sp adalah
telur > larva > pupa > lalat >muda > lalat dewasa/ imago.
V.2. Saran
Dibutuhkan
waktu yang lama diluar jam pelajaran, sehingga bisa teramati dengan baik,
selain itu dibutuhkan pemahaman lebih dalam melakukan praktikum ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar