Selamat Datang di Blog selaluterinspirai.blogspot.com Terimakasih atas kunjungannya, Arigatou Gosaimasu!

Kamis, 14 April 2016

PENGARUH PUPUK URINE KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.)

Hi, People, udah lama gak upload tugas, hahahha,, :D
Kali ini gue mau masukin karya ilmiah yang gue sama temen2 gue kerjain kurang lebih 6 bulan -_- Wowww......
Capcus...




PENGARUH PUPUK URINE KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.)


 








Disusun Oleh:
Kelompok 5 (XII MIPA 4)
Angel Claudia Maria
Fuji Kusumawicitra
Galih Ferdiyana
Maulana Nur Ardian




SMAN I CIKEMBAR
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan limpaha nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah “Pengaruh Pupuk Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)”.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Elly Rosyidah, S.P.M.Si. selaku guru mata pelajaran Biologi  yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai bahan pembelajaran dalam membuat karya ilmiah. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada orangtua kami yang telah mensuport secara materi dan dukungan. Tak lupa teman-teman kami siswa/i kelas XII MIPA 4 SMAN I CIKEMBAR yang selalu memberikan dukungan dan solusinya, Ma Empun dan Abah yang telah memberikan bibit kacang tanahnya pada kami, serta semua pihak yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan karya ilmiah  ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak kedepannya menjadi lebih baik dan bermanfaaat.


Sukabumi, Desember 2015

Penulis             


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
            I.1. Latar Belakang........................................................................................................ 1
            I.2. Hipotesa ................................................................................................................. 2
            I.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
            II.1. Pertumbuhan dan Perkembangan.......................................................................... 3
            II.2. Kacang Tanah........................................................................................................ 3
            II.3. Tanah..................................................................................................................... 4      II.4. Pupuk Kandang Cair............................................................................................................................. 5
            II.5. Pupuk Urine Kelinci.............................................................................................. 6
BAB III BAHAN DAN METODE
            III.1. Bahan dan Alat.................................................................................................... 7
            III.2. Waktu Penelitian.................................................................................................. 7
            III.3. Tempat Penelitian................................................................................................. 7
            III.4. Langkah Kerja...................................................................................................... 7
            III.4.1. Persiapan Media Tanam.................................................................................... 7
            III.4.2. Pemupukan........................................................................................................ 7
            III.4.3. Penanaman........................................................................................................ 8
            III.4.4. Pemeliharaan Tanaman...................................................................................... 8
            III.4.5. Panen................................................................................................................. 8
            III.4.6. Pengamatan....................................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
            IV.1. Tabel Pengamatan................................................................................................ 9
            IV.2. Pembahasan ....................................................................................................... 16
            IV.2.1. Tinggi Batang ................................................................................................. 16
            IV.2.2. Jumlah Daun ................................................................................................... 16
            IV.2.3. Lebar Daun ..................................................................................................... 16
            IV.2.4. Panjang Daun ................................................................................................. 17
            IV.2.5. Jumlah Bunga ................................................................................................. 17
            IV.2.6. Hasil Panen ..................................................................................................... 17
BAB V PENUTUP
            V.1. Simpulan ............................................................................................................. 20
            V.2. Saran ................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 22
LAMPIRAN GAMBAR ........................................................................................................ 25



LEMBAR PENGESAHAN





Judul Karya Ilmiah  :     Pengaruh Pupuk Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah
Anggota Kelompok :     Angel Claudia Maria
                                       Fuzi Kusumawicitra
                                       Galih Ferdiyana
                                       Maulana Nur Ardian

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran



Elly Rosyidah, S.P. M.Si.




BAB I
PENDAHULUAN
I.1.       Latar Belakang
            Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduknya mencapai 203.406.005 orang dengan tingkat pertumbuhan dalam satu dekade antara 1990-2000 rata-rata 1,52% (Anonim, 2001). Sedangkan tingkat pertumbuhan produksi pertaniannya dari tahun 1995 hingga 2010 diperkirakan sekitar 1,34 % pertahunnya (Simatupang et al., 1995). Sehingga pada saat ini sampai beberapa tahun mendatang produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan produksi pertanian pemerintah Indonesia masih menggunakan dua strategi dasar yaitu melalui peningkatanpendayagunaan lahan pertanian yang telah ada (intensifikasi) dan perluasan lahan pertanian (ekstensifikasi).
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan yang ada antara lain dengan diperkenalkannya berbagai paket teknologi pertanian, tetapi berbagai laporan yang tersedia menunjukkan bahwa produktivitas lahan pada beberapa lokasi, terutama di pantai utara pulau Jawa sudah mencapai tingkat jenuh (levelling-off). Mengapa hal ini terjadi, walupun sebenarnya produksi yang dihasilkan dilihat dari kelas kemampuan lahannya masih dapat ditingkatkan lagi atau dengan kata lain produktivitas lahan tersebut sebenarnya belum mencapai kemampuan maksimumnya. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam implementasi konsep pertanian intensif yang mengarah pada un-sustainable agricultureral practices, sedangkan yang benar adalah konsep pertanian intensif yang berkelanjutan (sustainable agricultural practices) (Anonim, 1999). Penyebab lain dari menurunnya produktivitas lahan pertanian adalah terjadinya perubahan fungsi atau alih fungsi untuk industri non-pertanian. Sebagai contoh yaitu kegiatan penambangan pasir dan batu-batu koral pada lahan-lahan pertanian yang tidak dikehendaki, misalnya di Daerah Istimewa Yogyakarta bagian utara atau tepatnya di Kabupaten Sleman. Dampak selanjutnya dari kegiatan tersebut yaitu tanah akan menjadi rusak atau terdegradasi.
Tanah dikatakan rusak atau terdegradasi jika kehilangan kemampuan penggunaannya atau kehilangan potensi penggunaannya atau terjadinya pengurangan, kehilangan atau perubahan dari ciri-ciri atau organisme tanah tersebut yang tidak dapat digantikan lagi. Secara umum tanah yang rusak menunjukkan pengurangan dalam kelas kemampuan atau status tanah tersebut, sebagai contoh terjadinya perubahan komposisi flora/fauna tanah dari yang komplek menjadi yang lebih sederhana. Apabila tanah yang sudah rusak tersebut dibiarkan saja tanpa ada pemulihan (recovery) sementara proses pengrusakan tanah berjalan secara terus menerus, maka kondisi tanah menjadi sakit artinya kualitas dan kesehatan tanah menjadi menurun. Dalam kondisi tanah seperti itu maka perlu upaya pemulihan atau rehabilitasi tanah dengan memberikan bahan organik atau pupuk organik kedalam tanah. Bahan organik tanah merupakan sumber energi bagi kehidupan dalam tanah dan berperan sangat besar dalam mempengaruhi sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah (Suba Rao, 1994). Ditinjau dari berbagai aspek yang ada, jika kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah seperti yang tersebut diatas dapat diminimalkan atau bahkan dapat dihindari.
Dalam penelitian ini akan dikaji dan dipelajari pengaruh dari pupuk urine kelinci terhadap produktivitas tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea). Budidaya kacang tanah yang dilakukan dengan memakai tanah yang sedikit subur dengan memberikan pupuk organik pada tanah dalam budidaya kacang tanah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kacang tanah.(Sumarno, 1993).
I.2.       Hipotesa
            Hipotesa yang diajukan oleh penulis adalah urine kelinci dapat mempengaruhi pertumbuhan, dan hasil panen tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.).
I.3.       Tujuan Penelitian
            Mengetahui pengaruh pupuk urine kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L.).





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.     Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume sel yang bersifat Irreversibel (tidak kembali pada keadaan semula), terjadi karena adanya pertambahan sel akibat adanya pembelahan sel secara mitosis dan pembesaran sel karena adanya penambahan substansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (dari dalam) meliputi gen dan hormone, sedangkan faktor eksternal (dari luar) meliputi nutrisi, suhu, cahaya, kelembapan.
II.2.     Kacang Tanah
Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L. dan dikenal dengan istilah peanut di Inggris, merupakan tumbuhan yang dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan atau Fabaceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh suku Indian. Namun pada perkembangannya, kini, kacang tanah telah dibudidayakan hampir di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Tetapi secara statistik jumlah, pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta aroma yang khas, karena itu tak heran jika banyak yang menggemarinya. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanah cukup kompleks. Meski secara awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu jenis, namun pada faktanya, kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke dalam beberapa varian.
Klasifikasi Dalam Sistem Taksonomi
Dalam sistem taksonomi atau ilmu penggolongan mahluk hidup, klasifikasi kacang tanah dalam tata binomial sebagai berikut:
  • Kingdom         : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
  • Divisi               : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
  • Sub Divisi       : Angiospermae atau berbiji tertutup
  • Kelas               : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
  • Ordo                : Leguminales
  • Famili              : Papilionaceae
  • Genus              : Arachis
  • Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica, Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; dan Arachis glabrata Benth.
Jika mencermati binomial pada tingkatan spesies, kacang tanah tak hanya terdiri dari satu jenis melainkan beragam jenis. Namun yang paling umum kita jumpai di pasaran adalah kacang tanah dengan nama ilmiah  Arachis hypogeae L.
Jika didasarkan pada sistem budidaya (khususnya di Indonesia), maka klasifikasi kacang tanah adalah sebagai berikut:
  1. Pertama, kacang tanah tipe tegak. Jenis kacang tanah yang satu ini tumbuh secara lurus dan cenderung sedikit miring ke atas. Buah kacang tanah ini terletak pada ruas-ruasnya yang dekat pada rumpun. Pada umumnya berukuran pendek atau genjah dan tingkat kematangan buahnya serempak.
  2. Kedua, jenis kacang tanah yang tumbuh menjalar. Tanaman jenis ini tumbuh menjalar ke arah samping. Batang utamanya memiliki ukuran yang cendrung panjang. Sementara itu buahnya terdapat pada ruas-ruas yang letaknya berdekatan dengan tanah. Pada umumnya jenis tanaman kacang tanah yang ini memiliki umur yang panjang.
Sementara itu, jika didasarkan pada varian yang awam ditemui di masyarakat kita, maka klasifikasi kacang tanah sebagai berikut:
  1. Kacang Brul, yakni kacang tanah yang masa tanamnya antara 3 sampai 4 bulan.
  2. Kacang cina, yakni kacang tanah yang masa tanamnya cukup panjang yakni antara 6 sampai 8 bulan.
  3. Kacang holle, adalah varian campuran  yang merupakan hasil hibrida atau persilangan varietas yang ada.
II.3.     Tanah
Tanah (bahasa Yunani: Pedon; bahasa Latin: Solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Di awal pertumbuhan, tanaman sangat banyak membutuhkan unsur hara, terutama unsur nitrogen. Karena jumlah unsur hara yang tersedia pada media (tanah) sangat terbatas, perlu dilakukan pemberian pupuk lebih lanjut, baik pada media maupun pada daun. Nitrogen (N) merupakan unsur utama penunjang pertumbuhan vegetatif tanaman yang berperan dalam pertumbuhan akar, batang, daun dan awal pembentukan bunga pada tanaman (Hendaryono dan Sriyanti, 1998).
Tumbuhan membutuhkan unsur hara esensial, yaitu unsur hara yang berperan penting dalam menyuplai kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Unsur Makro merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Contohnya, C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan Unsur Mikro adalah unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit. Contohnya, Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, dan Mo.
II.4. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing. Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak yang masih segar, bisa dari kotoran kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani pertanian organik di Kenya membuat pukan cair dari 30-50 kg kotoran hewan yang masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat kasar rami diikat kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk menggantung karung pada drum, kemudian karung tersebut direndam dalam drum berukuran 200 l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari sekali kotoran dalam karung diaduk dengan mengangkat dan menurunkan tongkat beserta karung. Untuk melarutkan pukan dibutuhkan waktu sekitar minggu. Pupuk kandang (pukan) yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat gelap dan tidak berbau. Cara penggunaan pukan cair dengan disiramkan ke tanah bagian perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pukan cair dicampur dengan satu atau dua bagian air. Ampas dari pukan cair dimanfaatkan sebagai mulsa (Matarirano, 1994).
II.4.     Pupuk Urine Kelinci
Selain dapat dimanfaatkan daging, bulu dan kelucuannya, ternyata semua bagian kelinci dapat kita manfaatkan, tak terkecuali kotoran (feses) dan air kencing (urine) kelinci itu sendiri. Telah terbukti ampuh kotoran dan urine kelinci dapat dijadikan pupuk kandang yang sangat bagus untuk menyuburkan tanaman, terutama tanaman sayuran.
Berdasarkan hasil riset Badan Penelitian Ternak (Balitnak) Bogor, pada 2005 telah di ketahui kandungan unsur hara makro dan mikro urine kelinci unsur N,P,K rerata (N) 2,72%, (P) 1,1%, (K) 0,5% dan kandungan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan urine hewan yang lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, dan babi. Masih berdasarkan dari hasil penelitian, manfaat urine kelinci semakin super, jika air kencing kelinci yang telah diolah menjadi pupuk organik cair di dapat dari ternak yang mencapai umur dewasa 6 hingga 8 bulan. Ini karena urine kelinci dewasa telah terbuki paling tinggi dan kaya kandungan unsur N,P, dan K.
Jenis Ternak
Unsur Hara

N (%)
P (%)
K (%)
H2O (%)
Kuda (padat)
0,55
0,30
0,40
75
Kerbau (padat)
0,60
0,30
0,34
85
Sapi (padat)
0,40
0,20
0,10
85
Domba (padat)
0,75
0,50
0,45
60
Babi (padat)
0,90
0,35
0,40
80
Ayam
0,40
0,10
0,45
97
Kelinci muda
1,6-2,0
0,43-1,3
0,4-1,0
44,7-32,5
Kelinci dewasa
2,72
1,1
0,5
55,3
Tabel kandungan unsur hara pada kotoran ternak.

BAB III
BAHAN DAN METODE
III.1.    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bibit kacang tanah yang berasal dari petani setempat, media berupa tanah yang diambil dari campuran tanah merah dan tanah sisa pembakaran sampah dengan perbandingan 1:1, polybag ukuran sedang, pupuk urine kelinci yang didapat dari kandang kelinci jenis bulu karpet milik penulis, dan nutrisi EM4 yang dibuat sendiri. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, alat tulis, kamera, label, dan alat untuk menyiram tanaman.
III.2.    Waktu Penlitian
            Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 11 Agusutus 2015-31 Desember 2015. Pemantauan dilaksanakan seminggu sekali pada hari senin pukul 16.30-18.00.
III.3.    Tempat Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di halaman rumah penulis di Kp. Pangleseran Rt.03/04, Ds. Sirnaresmi, Kec. Gunungguruh.
III.4.    Langkah Kerja
III.4.1. Persiapan Media Tanam
Tanah merah dan tanah sisa pembakaran sampah dicampur dengan dosis perbandingan 1:1. Masukan kedalam polybag dengan ketinggian ±18 cm, masukan tanah ± 15 cm. Buat sebanyak 6 buah, beri label dengan tulisan Kontrol A,B,C, dan Pupuk A,B,C. Kontrol adalah perlakuan yang tidak diberi tambahan pupuk sedangkan pupuk adalah perlakuan yang diberikan pupuk dan nutrisi EM4.
III.4.2. Pemupukan
            Pupuk urine kelinci diberikan saat sebelum penanaman, dimana tanah yang sudah dimasukan kedalam polybag dituangkan urine kelinci ±200 ml.  Nutrisi EM4 diberikan untuk menghidupkan mikroba penyubur tanah, pemberian EM4 dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan dosis 1:20. Untuk 5ml EM4 ditambahkan air sebanyak 1 liter, kemudian di siramkan diatas tanah.
III.4.3. Penanaman
            Penanaman dilakukan dengan menaruh bibit kacang tanah pada kedalaman ±3 cm dari permukaan tanah, bibit ditanam sebanyak 2 buah setiap polybag, tujuannya agar mengetahui bibit mana yang dapat tumbuh dan tidak. Tanaman yang tumbuh dibiarkan dan tanaman yang tidak diambil kembali untuk dibuang.
III.4.4. Pemeliharaan Tanaman
            Pemeliharaan tanaman meliputi penyeleksian, pengendalian rumput liar, penambahan tanah, dan pengendalian hama. Penyeleksian dilakukan dengan membuang tanaman yang tidak tumbuh agar tidak menghalangi kecambah yang tumbuh dengan baik. Pengendalian rumput liar dilakukan secara manual, yakni mencabutnya dengan tangan. Penambanhan tanah dilakukan pada saat akar muncul keluar dari permukaan tanah, ini untuk menghindari polong yang tumbuh di luar tanah. Pengendalian hama dilakukan dengan mekanik, yakni membung daun yang layu atau kering serta membuang daun atau batang yang dimakan ulat.
III.4.5. Panen
Panen  kacang  tanah  dilakukan  dengan  kriteria  dimana  75%  dari  daun-daun  tanaman  menguning  dan  polong  sudah  tua.  Tanda-tanda  polong  siap panen adalah berwarna coklat dan keras dan bila dibuka biji telah berisi penuh dan kulit biji sudah kelihatan tipis berwarna hitam (Marzuki,  2007).

III.5.    Pengamatan
            Pengamatan dilakukan pada 6 variabel penelitian, pengamatan dilakukan dari masa sebelum tanam sampai masa penen. Hasil pengamatan dimasukkan pada tabel pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.    Tabel Pengamatan
Penanaman      : Selasa, 11 Agustus 2015
Minggu Ke-1
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
4, Jum’at 13 Agustus 2015
Kontrol A
0,3
-
-
-
-
17.30 WIB
Kontrol B
-
-
-
-
-
Kontrol C
-
-
-
-
-
Pupuk A
0,3
-
-
-
-
Pupuk B
-
-
-
-
-
Pupuk C
-
-
-
-
-

Minggu Ke-2
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
10, Kamis 20 Agustus 2015
Kontrol A
8
8
1,5
2,5
-
17.30 WIB
Kontrol B
7
8
1
2
-
Kontrol C
5,5
8
1,5
2
-
Pupuk A
0,8
-
-
-
-
Pupuk B
4,5
-
-
-
-
Pupuk C
6
8
1
2
-

Minggu Ke-3
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
14, Senin 24 Agustus 2015
Kontrol A
15
23
1,5
2,5
-
16.30 WIB
Kontrol B
13
13
1,5
3
-
Kontrol C
12
23
1,5
2,5
-
Pupuk A
6
12
1
1,8
-
Pupuk B
10,5
11
1,5
2,5
-
Pupuk C
14
21
2
2,5
-

Minggu Ke-4
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
21, Senin 31 Agustus 2015
Kontrol A
24
33
2
3
-
16.30 WIB
Kontrol B
26,5
28
2
3
-
Kontrol C
25
28
1,5
2,5
-
Pupuk A
11
29
1,5
2
-
Pupuk B
23
16
2,5
3
-
Pupuk C
26
28
2,5
2,5
-

Minggu Ke-5
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
28, Senin 7 September 2015
Kontrol A
31
40
2,5
3,5
-
18.00 WIB
Kontrol B
33
34
2
3,5
-
Kontrol C
32,5
37
1,5
2
-
Pupuk A
26
36
2
3,5
-
Pupuk B
34
19
2
3,5
-
Pupuk C
33
34
2,5
2
-

Minggu Ke-6
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
35, Senin 14 September 2015
Kontrol A
38
45
2,5
3,5
-
18.00 WIB
Kontrol B
39
33
2,5
3,5
-
Kontrol C
42
43
2
3,5
-
Pupuk A
37
41
2
3
-
Pupuk B
38
29
2,5
3,5
-
Pupuk C
40
30
2,5
4
-

Minggu Ke-7
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
42, Senin 21 September  2015
Kontrol A
39
45
2,5
3,5
-
18.00 WIB
Kontrol B
41
37
2,5
3,5
-
Kontrol C
42
43
2
3,5
-
Pupuk A
38
41
2
3
-
Pupuk B
39
28
2,5
3,5
-
Pupuk C
43
30
2,5
4
-

Minggu Ke-8
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
49, Senin 28 September 2015
Kontrol A
32
75
2
3
-
17.00 WIB
Kontrol B
49
62
2,5
3,5
-
Kontrol C
43
61
2,5
3
-
Pupuk A
49
67
3,8
3
-
Pupuk B
49
57
2,5
4,5
-
Pupuk C
56
53
2
3
-

Minggu Ke-9
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
56, Senin 28 September 2015
Kontrol A
38
69
2,5
3,5
-
17.30 WIB
Kontrol B
49
64
2,5
3,5
-
Kontrol C
47
68
2
4
-
Pupuk A
50
77
2,5
3
-
Pupuk B
51
54
2,5
3,5
-
Pupuk C
56
56
2,5
4
-

Minggu Ke-10
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
63, Senin 5 Oktober 2015
Kontrol A
39
45
2,5
3,5
-
18.00 WIB
Kontrol B
52
33
2,5
3,5
-
Kontrol C
49
43
2
3,5
-
Pupuk A
50
41
3
4
-
Pupuk B
56
29
3,5
3,5
-
Pupuk C
40
30
3,5
4
-

Minggu Ke-11
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
70, Senin 12 Oktober 2015
Kontrol A
41
49
2,5
3,5
-
18.00 WIB
Kontrol B
53
37
2,5
3,5
-
Kontrol C
55
49
2
3,5
-
Pupuk A
52
44
3,5
3,5
-
Pupuk B
56
32
3,5
3,5
-
Pupuk C
44
34
3
4
-

Minggu Ke-12
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
77, Senin 19 Oktober 2015
Kontrol A
46
53
2,5
3,5
-
16.30 WIB
Kontrol B
55
40
2,5
3,5
-
Kontrol C
55
47
2
3,5
-
Pupuk A
59
54
3,5
3,5
-
Pupuk B
60
38
3,5
3,5
-
Pupuk C
52
39
3,5
3,5
-

Minggu Ke-13
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
84, Senin 26 Oktober 2015
Kontrol A
47
59
3,5
3,5
-
17.30 WIB
Kontrol B
55
47
2,5
3
-
Kontrol C
57
48
3
3,5
-
Pupuk A
60
58
3,5
3,5
-
Pupuk B
61
43
3,5
4
-
Pupuk C
58
45
4
3,5
-

Minggu Ke-14
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
91, Senin 2 November 2015
Kontrol A
45
59
3,5
3,5
8
18.00 WIB
Kontrol B
50
47
2,5
3
13
Kontrol C
51
48
3
3,5
3
Pupuk A
56
60
3
3,5
-
Pupuk B
53
43
3,5
4
8
Pupuk C
53
45
4
3,5
-

Minggu Ke-15
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
98, Senin 9 November 2015
Kontrol A
48
91
3,5
3,5
8
18.00 WIB
Kontrol B
52
86
2,5
3
14
Kontrol C
51
71
4
3
8
Pupuk A
57
74
3,5
3,5
2
Pupuk B
54
67
3,5
3,5
8
Pupuk C
55
66
4
3,5
1

Minggu Ke-16
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
105, Senin 16 November 2015
Kontrol A
31
200
4
2,5
10
18.00 WIB
Kontrol B
44
142
4,5
3
14
Kontrol C
55
145
5
3
8
Pupuk A
48
151
4,5
3
2
Pupuk B
47
193
5
3
4
Pupuk C
62
135
4
2,5
2

Minggu Ke-17
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
112, Senin 23 November 2015
Kontrol A
33
193
4
2,5
4
18.00 WIB
Kontrol B
46
147
4,5
3
8
Kontrol C
57
145
5
3
-
Pupuk A
49
154
4
3
-
Pupuk B
50
190
5
3
2
Pupuk C
64
132
4
3
-

Minggu Ke-18
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
119, Senin 30 November 2015
Kontrol A
36
90
4
3
2
17.30 WIB
Kontrol B
46
109
4
3
10
Kontrol C
58
114
4,5
4
4
Pupuk A
51
53
4
3
-
Pupuk B
50
93
5
3
-
Pupuk C
64
100
4
3
-

Minggu Ke-19
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
126, Senin 7 Desember 2015
Kontrol A
36
30
4
3
4
17.30 WIB
Kontrol B
46
69
4
3
8
Kontrol C
58
44
4,5
4
6
Pupuk A
51
53
4
3
2
Pupuk B
50
63
5
3
2
Pupuk C
64
40
4
3
2

Minggu Ke-20
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
133, Senin 14 Desember 2015
Kontrol A
36
16
4
3
2
17.00 WIB
Kontrol B
42
40
4
3
10
Kontrol C
57
40
4
4
8
Pupuk A
51
48
4
3
-
Pupuk B
52
55
4,5
4
-
Pupuk C
69
37
4
3
2

Minggu Ke-21
Hari Ke-
Perlakuan
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Lebar Daun (cm)
Panjang Daun (cm)
Jumlah Bunga
Waktu Pengamatan
140, Senin 21 Desember 2015
Kontrol A
36
7
4
3
-
17.30 WIB
Kontrol B
40
14
4
3
4
Kontrol C
54
22
4
4
3
Pupuk A
51
11
4
3
-
Pupuk B
52
35
4
4
5
Pupuk C
32
9
4
3
-

IV.2.    Pembahasan
IV.2.1. Tinggi Batang
            Dari hasil pengamatan, berdasarkan tinggi batang dari keenam perlakuan pada minggu ke 1 sampaidengan minggu ke 21, penurunan terjadi pada minggu ke 13-14 dan 15-16. Pada minggu ke 13-14 penurunan angka tinggi batang terjadi hampir di semua perlakuan, hal ini disebabkan oleh keluarnya akar dari permukaan tanah, yang menyebabkan akar tidak terbungkus oleh tananah, sehingga dilakukanlah proses penambahan tanah ±3 cm. Kemudian pada minggu ke 15-16 terjadi penurunan tinggi batang yang signifikan, hal ini dikarenakan pengeringan pada bagian ujung batang, penyebabnya suhu udara yang sangat panas sehingga beberapa perlakuan didapati batang yang mengering sehingga harus dipotong. Namun demikian, secara kumulatif, pertumbuhan batang semakin meningkat setiap minggunya. Pertumbuhan paling baik terjadi pada perlakuan Kontrol C dan Pupuk C.
IV.2.2. Jumlah Daun
            Jumlah daun dari keenam perlakuan meningkat pada minggu pertama sampai minggu ke 16. Namun di minggu ke 17 beberapa daun dari semua perlakuan menguning di bagian pangkal tanaman, sehingga harus dibuang, hal ini menyebabkan jumlah daun berkurang, begitupun seterusnya sampai masa panen, daun terus menguning ini  menandakan bahwa kacang tanah siap di panen. Berdasarkan jumlah daun, perlakuan kontrol lebih unggul.
IV.2.3. Lebar Daun
            Lebar daun dihitung dengan menggunakan penggaris secara horizontal yaitu bagian sisi daun. Lebar daun diambil dari ukuran daun yang paling besar. Secara keseluruhan lebar daun dari perlakuan kontrol dan pupuk tidak jaunh berbeda, rata-rata lebar daun berkisar di angka 2-5 cm. Lebar daun terbesar didapati pada perlakuan Pupuk B, yakni 5 cm, dari minggu ke 16-19.
IV.2.4. Panjang Daun
Panjang daun diukur dengan menggunakan penggaris secara verikal. Penjang daun diambil dari daun yang memiliki panjang daun terpanjang dari keseluruhan daun dalam satu tanaman. Rata-rata panjang daun berkisar 2-4 cm baik Kontrol maupun Pupuk.
IV.2.5. Jumlah Bunga
            Bunga muncul pertama kali pada minggu ke 14, pembungaan terbanyak dialami oleh kontrol B. Pembungaan terus terjadi sampai masa panen.
IV.2.6. Hasil Panen
            Pemanenan      : 31 Desember 2015
            Kontrol A
Panjang Batang (cm)
Panjang Akar (cm)
Kacang Kualitas Baik
Kacang Kualitas Buruk
Rasa
Tekstur
22
8
4
1
Hambar
Kisut

Kontrol B
Panjang Batang (cm)
Panjang Akar (cm)
Kacang Kualitas Baik
Kacang Kualitas Buruk
Rasa
Tekstur
21
15
8
4
Manis
Kisut

Kontrol C
Panjang Batang (cm)
Panjang Akar (cm)
Kacang Kualitas Baik
Kacang Kualitas Buruk
Rasa
Tekstur
50
17
6
2
Pahit
Kisut

Pupuk A
Panjang Batang (cm)
Panjang Akar (cm)
Kacang Kualitas Baik
Kacang Kualitas Buruk
Rasa
Tekstur
52
22
15
-
Manis
Lonjong dan Keras

Pupuk B
Panjang Batang (cm)
Panjang Akar (cm)
Kacang Kualitas Baik
Kacang Kualitas Buruk
Rasa
Tekstur
30
26
16
-
Manis
Lonjong dan Keras

Pupuk C
Panjang Batang (cm)
Panjang Akar (cm)
Kacang Kualitas Baik
Kacang Kualitas Buruk
Rasa
Tekstur
20
9
5
2
Manis
Lonjong dan Keras

            Pengaruh pupuk pada hasil panen berpengaruh nyata, dapat dilihat dari jumlah dan kualitas polong yang dihasilkan, perlakuan pupuk lebih unggul. ini dikarenakan perlakuan pupuk mendaptkan nutrisi dari urine kelinci dan EM4, sehingga pertumbuhan polongnya baik, di badingkan perlakuan kontrol yang tidak diberi nutrisi sama sekali. Namun pengecualian terjadi pada perlakuan Pupuk C, jumlah polong hanya sedikit, ini di karenakan oleh hama yang menyerang perlakuan tersebut, hal ini diketahui saat pemanenan, akar terputus dengan polongnya dan beberpa polong menghitam pada bagian dalamnya, seperti halnya yang ditemukan pada perlakuan kontrol. Jumlah biji pada setiap polong berbeda-beda. Jumlah biji terbanyak ditemukan pada perlakuan Pupuk B, 4 buah. Sedangkan pada polong lainnya berkisar 2-3 buah. 

BAB V
PENUTUP
V.1.     Simpulan
            Pupuk urine kelinci tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanh, namun berpengaruh nyata pada hasil panen. Perbedaan signifikan terjadi pada jumlah polong yang di hasilkan dari perlakuan kontrol dan pupuk. Pada perlakuan kontrol jumlah polong yang di hasilkan hanya sedikit, dan struktur polong kisut. Sedangkan pada perlakuan pupuk jumlah polong lebih banyak, rasanyapun lebih manis, dan strukturnya lonjong dan keras.
V.2.     Saran
            Diperlukan waktu yang lebih intensif untuk melakukan pengamatan, literatur yang lebih banyak dalam pelaksaan penelitian, serta diperlukan bibit unggul agar hasil lebih baik.
           












DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum 2013. Penerbit Erlangga. Jakarta
Ratnapuri, I. 2008. Karakteristik dan Produksi Lima Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
MIG corp. 2014. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.
Mardiati, T. 2007. Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Kecaman Kekeringan. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sumadi, I. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Lahan Kering. Tesis. Program Studi Pertanian Lahan Kering. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Denpasar.
http://www.organikilo.co/2014/12/pupuk-organik-cair-super-urine-air.html
http://asevha.blogspot.com/2013/07/mengolah-kotoran-dan-urine-kelinci-menjadi-pupuk-cair.html


Itu tadi karya ilmiahnya, Semoga Bermanfaat! :D
Maaf ya gue gk masukin lampirannya, biar ada usaha dulu kalo nyontek :D











 

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar