Kali ini gue mau masukin karya ilmiah yang gue sama temen2 gue kerjain kurang lebih 6 bulan -_- Wowww......
Capcus...
PENGARUH PUPUK URINE
KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.)
Disusun
Oleh:
Kelompok
5 (XII MIPA 4)
Angel Claudia Maria
Fuji Kusumawicitra
Galih Ferdiyana
Maulana Nur Ardian
SMAN I CIKEMBAR
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas
segala kebesaran dan limpaha nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya
ilmiah “Pengaruh Pupuk Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen
Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.)”.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu
Elly Rosyidah, S.P.M.Si. selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami
sebagai bahan pembelajaran dalam membuat karya ilmiah. Selain itu kami juga
mengucapkan terimakasih kepada orangtua kami yang telah mensuport secara materi
dan dukungan. Tak lupa teman-teman kami siswa/i kelas XII MIPA 4 SMAN I
CIKEMBAR yang selalu memberikan dukungan dan solusinya, Ma Empun dan Abah yang
telah memberikan bibit kacang tanahnya pada kami, serta semua pihak yang tak
bisa kami sebutkan satu persatu.
Dalam
penyusunan karya
ilmiah ini,
penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai
pihak kedepannya menjadi lebih baik dan
bermanfaaat.
Sukabumi, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang........................................................................................................ 1
I.2.
Hipotesa ................................................................................................................. 2
I.3.
Tujuan Penelitian .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Pertumbuhan dan Perkembangan.......................................................................... 3
II.2.
Kacang Tanah........................................................................................................ 3
II.3.
Tanah..................................................................................................................... 4 II.4. Pupuk Kandang Cair............................................................................................................................. 5
II.5.
Pupuk Urine Kelinci.............................................................................................. 6
BAB III BAHAN DAN METODE
III.1.
Bahan dan Alat.................................................................................................... 7
III.2.
Waktu Penelitian.................................................................................................. 7
III.3.
Tempat Penelitian................................................................................................. 7
III.4.
Langkah Kerja...................................................................................................... 7
III.4.1.
Persiapan Media Tanam.................................................................................... 7
III.4.2.
Pemupukan........................................................................................................ 7
III.4.3.
Penanaman........................................................................................................ 8
III.4.4.
Pemeliharaan Tanaman...................................................................................... 8
III.4.5.
Panen................................................................................................................. 8
III.4.6.
Pengamatan....................................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Tabel Pengamatan................................................................................................ 9
IV.2.
Pembahasan ....................................................................................................... 16
IV.2.1.
Tinggi Batang ................................................................................................. 16
IV.2.2.
Jumlah Daun ................................................................................................... 16
IV.2.3.
Lebar Daun ..................................................................................................... 16
IV.2.4.
Panjang Daun ................................................................................................. 17
IV.2.5.
Jumlah Bunga ................................................................................................. 17
IV.2.6.
Hasil Panen ..................................................................................................... 17
BAB V PENUTUP
V.1.
Simpulan ............................................................................................................. 20
V.2.
Saran ................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 22
LAMPIRAN GAMBAR ........................................................................................................ 25
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya
Ilmiah : Pengaruh
Pupuk Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah
Anggota Kelompok : Angel
Claudia Maria
Fuzi
Kusumawicitra
Galih
Ferdiyana
Maulana
Nur Ardian
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Elly Rosyidah, S.P. M.Si.
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduknya
mencapai 203.406.005 orang dengan tingkat pertumbuhan dalam satu dekade antara
1990-2000 rata-rata 1,52% (Anonim, 2001). Sedangkan tingkat pertumbuhan
produksi pertaniannya dari tahun 1995 hingga 2010 diperkirakan sekitar 1,34 %
pertahunnya (Simatupang et al., 1995). Sehingga pada saat ini sampai beberapa
tahun mendatang produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk
mengimbangi kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan
produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan
pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan produksi pertanian pemerintah
Indonesia masih menggunakan dua strategi dasar yaitu melalui
peningkatanpendayagunaan lahan pertanian yang telah ada (intensifikasi) dan
perluasan lahan pertanian (ekstensifikasi).
Berbagai usaha telah
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan yang ada antara lain dengan
diperkenalkannya berbagai paket teknologi pertanian, tetapi berbagai laporan
yang tersedia menunjukkan bahwa produktivitas lahan pada beberapa lokasi,
terutama di pantai utara pulau Jawa sudah mencapai tingkat jenuh (levelling-off).
Mengapa hal ini terjadi, walupun sebenarnya produksi yang dihasilkan dilihat
dari kelas kemampuan lahannya masih dapat ditingkatkan lagi atau dengan kata
lain produktivitas lahan tersebut sebenarnya belum mencapai kemampuan
maksimumnya. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam
implementasi konsep pertanian intensif yang mengarah pada un-sustainable
agricultureral practices, sedangkan yang benar adalah konsep pertanian intensif
yang berkelanjutan (sustainable agricultural practices) (Anonim, 1999).
Penyebab lain dari menurunnya produktivitas lahan pertanian adalah terjadinya
perubahan fungsi atau alih fungsi untuk industri non-pertanian. Sebagai contoh
yaitu kegiatan penambangan pasir dan batu-batu koral pada lahan-lahan pertanian
yang tidak dikehendaki, misalnya di Daerah Istimewa Yogyakarta bagian utara
atau tepatnya di Kabupaten Sleman. Dampak selanjutnya dari kegiatan tersebut
yaitu tanah akan menjadi rusak atau terdegradasi.
Tanah dikatakan rusak
atau terdegradasi jika kehilangan kemampuan penggunaannya atau kehilangan
potensi penggunaannya atau terjadinya pengurangan, kehilangan atau perubahan
dari ciri-ciri atau organisme tanah tersebut yang tidak dapat digantikan lagi.
Secara umum tanah yang rusak menunjukkan pengurangan dalam kelas kemampuan atau
status tanah tersebut, sebagai contoh terjadinya perubahan komposisi
flora/fauna tanah dari yang komplek menjadi yang lebih sederhana. Apabila tanah
yang sudah rusak tersebut dibiarkan saja tanpa ada pemulihan (recovery) sementara
proses pengrusakan tanah berjalan secara terus menerus, maka kondisi tanah
menjadi sakit artinya kualitas dan kesehatan tanah menjadi menurun. Dalam
kondisi tanah seperti itu maka perlu upaya pemulihan atau rehabilitasi tanah
dengan memberikan bahan organik atau pupuk organik kedalam tanah. Bahan organik
tanah merupakan sumber energi bagi kehidupan dalam tanah dan berperan sangat
besar dalam mempengaruhi sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah (Suba Rao,
1994). Ditinjau dari berbagai aspek yang ada, jika kandungan bahan organik
tanah cukup, maka kerusakan tanah seperti yang tersebut diatas dapat
diminimalkan atau bahkan dapat dihindari.
Dalam penelitian ini
akan dikaji dan dipelajari pengaruh dari pupuk urine kelinci terhadap
produktivitas tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea). Budidaya kacang tanah
yang dilakukan dengan memakai tanah yang sedikit subur dengan memberikan pupuk
organik pada tanah dalam budidaya kacang tanah diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas kacang tanah.(Sumarno, 1993).
I.2. Hipotesa
Hipotesa yang diajukan oleh penulis adalah urine
kelinci dapat mempengaruhi pertumbuhan, dan hasil panen tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.).
I.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh pupuk urine kelinci terhadap
pertumbuhan dan hasil panen tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L.).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
merupakan proses kenaikan volume sel yang bersifat Irreversibel (tidak kembali
pada keadaan semula), terjadi karena adanya pertambahan sel akibat adanya
pembelahan sel secara mitosis dan pembesaran sel karena adanya penambahan
substansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal (dari dalam) meliputi gen dan hormone,
sedangkan faktor eksternal (dari luar) meliputi nutrisi, suhu, cahaya,
kelembapan.
II.2. Kacang Tanah
Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis
hypogaea L. dan dikenal dengan istilah peanut di Inggris, merupakan tumbuhan
yang dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan
atau Fabaceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh
suku Indian. Namun pada perkembangannya, kini, kacang tanah telah dibudidayakan
hampir di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Tetapi secara statistik
jumlah, pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta aroma yang khas, karena itu tak heran jika banyak
yang menggemarinya. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanah cukup
kompleks. Meski secara awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu
jenis, namun pada faktanya, kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke
dalam beberapa varian.
Klasifikasi Dalam Sistem Taksonomi
Dalam sistem taksonomi atau ilmu penggolongan mahluk hidup, klasifikasi
kacang tanah dalam tata binomial sebagai berikut:
Jika
mencermati binomial pada tingkatan spesies, kacang tanah tak hanya terdiri dari
satu jenis melainkan beragam jenis. Namun yang paling umum kita jumpai di
pasaran adalah kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogeae L.
Jika
didasarkan pada sistem budidaya (khususnya di Indonesia), maka klasifikasi
kacang tanah adalah sebagai berikut:
Sementara
itu, jika didasarkan pada varian yang awam ditemui di masyarakat kita, maka
klasifikasi kacang tanah sebagai berikut:
II.3. Tanah
Tanah (bahasa Yunani: Pedon; bahasa Latin: Solum)
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang
akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup
dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal
sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat
tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang
lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Di awal pertumbuhan, tanaman sangat banyak membutuhkan unsur hara, terutama unsur nitrogen. Karena jumlah unsur hara yang tersedia pada media (tanah) sangat terbatas, perlu dilakukan pemberian pupuk lebih lanjut, baik pada media maupun pada daun. Nitrogen (N) merupakan unsur utama penunjang pertumbuhan vegetatif tanaman yang berperan dalam pertumbuhan akar, batang, daun dan awal pembentukan bunga pada tanaman (Hendaryono dan Sriyanti, 1998).
Tumbuhan membutuhkan unsur hara esensial, yaitu
unsur hara yang berperan penting dalam menyuplai kebutuhan tumbuhan agar dapat
tumbuh dengan baik. Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang dianggap
berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan
menjadi unsur makro dan unsur mikro. Unsur Makro merupakan unsur hara esensial
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Contohnya, C, H, O, N,
P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan Unsur Mikro adalah unsur hara esensial yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit. Contohnya, Cl, Fe, B, Mn,
Zn, Cu, dan Mo.
II.4. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk
cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine
hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu.
Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah
urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing. Pupuk kandang cair dibuat dari
kotoran ternak yang masih segar, bisa dari kotoran kambing, domba, sapi, dan
ayam. Petani pertanian organik di Kenya membuat pukan cair dari 30-50 kg
kotoran hewan yang masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari
serat kasar rami diikat kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat
sepanjang 1 m untuk menggantung karung pada drum, kemudian karung tersebut
direndam dalam drum berukuran 200 l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari
sekali kotoran dalam karung diaduk dengan mengangkat dan menurunkan tongkat
beserta karung. Untuk melarutkan pukan dibutuhkan waktu sekitar minggu. Pupuk
kandang (pukan) yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat
gelap dan tidak berbau. Cara penggunaan pukan cair dengan disiramkan ke tanah
bagian perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pukan cair dicampur dengan
satu atau dua bagian air. Ampas dari pukan cair dimanfaatkan sebagai mulsa
(Matarirano, 1994).
II.4. Pupuk
Urine Kelinci
Selain dapat dimanfaatkan daging, bulu dan kelucuannya,
ternyata semua bagian kelinci dapat kita manfaatkan, tak terkecuali kotoran
(feses) dan air kencing (urine) kelinci itu sendiri.
Telah terbukti ampuh kotoran dan urine kelinci
dapat dijadikan pupuk kandang yang sangat bagus untuk menyuburkan tanaman,
terutama tanaman sayuran.
Berdasarkan hasil riset Badan Penelitian Ternak (Balitnak)
Bogor, pada 2005 telah di ketahui kandungan unsur hara makro dan mikro urine
kelinci unsur N,P,K rerata (N) 2,72%, (P) 1,1%, (K) 0,5% dan kandungan ini
lebih tinggi jika dibandingkan dengan urine hewan yang lain seperti sapi,
kambing, domba, kuda, dan babi. Masih berdasarkan dari hasil penelitian,
manfaat urine kelinci semakin super, jika air kencing kelinci yang telah diolah
menjadi pupuk organik cair di dapat dari ternak yang mencapai umur dewasa 6
hingga 8 bulan. Ini karena urine kelinci dewasa telah terbuki paling tinggi dan
kaya kandungan unsur N,P, dan K.
Tabel kandungan unsur hara pada kotoran ternak.
BAB III
BAHAN DAN METODE
III.1. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Bibit kacang tanah yang berasal dari petani
setempat, media berupa tanah yang diambil dari campuran tanah merah dan tanah sisa
pembakaran sampah dengan perbandingan 1:1, polybag ukuran sedang, pupuk urine
kelinci yang didapat dari kandang kelinci jenis bulu karpet milik penulis, dan nutrisi
EM4 yang dibuat sendiri. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, alat tulis, kamera, label, dan
alat untuk menyiram tanaman.
III.2. Waktu Penlitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 11 Agusutus
2015-31 Desember 2015. Pemantauan dilaksanakan seminggu sekali pada hari senin
pukul 16.30-18.00.
III.3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di halaman rumah penulis
di Kp. Pangleseran Rt.03/04, Ds. Sirnaresmi, Kec. Gunungguruh.
III.4. Langkah Kerja
III.4.1. Persiapan Media Tanam
Tanah merah dan tanah
sisa pembakaran sampah dicampur dengan dosis perbandingan 1:1. Masukan kedalam
polybag dengan ketinggian ±18 cm, masukan tanah ± 15 cm. Buat sebanyak 6 buah,
beri label dengan tulisan Kontrol A,B,C, dan Pupuk A,B,C. Kontrol adalah
perlakuan yang tidak diberi tambahan pupuk sedangkan pupuk adalah perlakuan
yang diberikan pupuk dan nutrisi EM4.
III.4.2. Pemupukan
Pupuk urine kelinci diberikan saat sebelum
penanaman, dimana tanah yang sudah dimasukan kedalam polybag dituangkan urine
kelinci ±200 ml. Nutrisi EM4 diberikan
untuk menghidupkan mikroba penyubur tanah, pemberian EM4 dilakukan setiap 1
bulan sekali dengan dosis 1:20. Untuk 5ml EM4 ditambahkan air sebanyak 1 liter,
kemudian di siramkan diatas tanah.
III.4.3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menaruh bibit kacang
tanah pada kedalaman ±3 cm dari permukaan
tanah, bibit ditanam sebanyak 2 buah setiap polybag, tujuannya agar mengetahui
bibit mana yang dapat tumbuh dan tidak. Tanaman yang tumbuh dibiarkan dan
tanaman yang tidak diambil kembali untuk dibuang.
III.4.4. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyeleksian, pengendalian
rumput liar, penambahan tanah, dan pengendalian hama. Penyeleksian dilakukan
dengan membuang tanaman yang tidak tumbuh agar tidak menghalangi kecambah yang
tumbuh dengan baik. Pengendalian rumput liar dilakukan secara manual, yakni
mencabutnya dengan tangan. Penambanhan tanah dilakukan pada saat akar muncul
keluar dari permukaan tanah, ini untuk menghindari polong yang tumbuh di luar
tanah. Pengendalian hama dilakukan dengan mekanik, yakni membung daun yang layu
atau kering serta membuang daun atau batang yang dimakan ulat.
III.4.5. Panen
Panen kacang
tanah dilakukan dengan
kriteria dimana 75%
dari daun-daun tanaman
menguning dan polong
sudah tua. Tanda-tanda
polong siap panen adalah berwarna
coklat dan keras dan bila dibuka biji telah berisi penuh dan kulit biji sudah
kelihatan tipis berwarna hitam (Marzuki,
2007).
III.5. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 6 variabel penelitian,
pengamatan dilakukan dari masa sebelum tanam sampai masa penen. Hasil
pengamatan dimasukkan pada tabel pengamatan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1. Tabel Pengamatan
Penanaman : Selasa, 11 Agustus 2015
Minggu Ke-1
Minggu Ke-2
Minggu Ke-3
Minggu Ke-4
Minggu Ke-5
Minggu Ke-6
Minggu Ke-7
Minggu Ke-8
Minggu Ke-9
Minggu Ke-10
Minggu Ke-11
Minggu Ke-12
Minggu Ke-13
Minggu Ke-14
Minggu Ke-15
Minggu Ke-16
Minggu Ke-17
Minggu Ke-18
Minggu Ke-19
Minggu Ke-20
Minggu Ke-21
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Tinggi Batang
Dari hasil pengamatan, berdasarkan tinggi batang dari
keenam perlakuan pada minggu ke 1 sampaidengan minggu ke 21, penurunan terjadi
pada minggu ke 13-14 dan 15-16. Pada minggu ke 13-14 penurunan angka tinggi
batang terjadi hampir di semua perlakuan, hal ini disebabkan oleh keluarnya
akar dari permukaan tanah, yang menyebabkan akar tidak terbungkus oleh tananah,
sehingga dilakukanlah proses penambahan tanah ±3 cm. Kemudian pada minggu ke
15-16 terjadi penurunan tinggi batang yang signifikan, hal ini dikarenakan
pengeringan pada bagian ujung batang, penyebabnya suhu udara yang sangat panas
sehingga beberapa perlakuan didapati batang yang mengering sehingga harus
dipotong. Namun demikian, secara kumulatif, pertumbuhan batang semakin
meningkat setiap minggunya. Pertumbuhan paling baik terjadi pada perlakuan
Kontrol C dan Pupuk C.
IV.2.2. Jumlah Daun
Jumlah daun dari keenam perlakuan meningkat pada
minggu pertama sampai minggu ke 16. Namun di minggu ke 17 beberapa daun dari semua perlakuan
menguning di bagian pangkal tanaman, sehingga harus dibuang, hal ini
menyebabkan jumlah daun berkurang, begitupun seterusnya sampai masa panen, daun
terus menguning ini menandakan bahwa
kacang tanah siap di panen. Berdasarkan jumlah daun, perlakuan kontrol lebih
unggul.
IV.2.3. Lebar Daun
Lebar daun dihitung dengan menggunakan penggaris secara
horizontal yaitu bagian sisi daun. Lebar daun diambil dari ukuran daun yang
paling besar. Secara
keseluruhan lebar daun dari perlakuan kontrol dan pupuk tidak jaunh berbeda,
rata-rata lebar daun berkisar di angka 2-5 cm. Lebar daun terbesar didapati
pada perlakuan Pupuk B, yakni 5 cm, dari minggu ke
16-19.
IV.2.4. Panjang Daun
Panjang daun diukur
dengan menggunakan penggaris secara verikal. Penjang daun diambil dari daun
yang memiliki panjang daun terpanjang dari keseluruhan daun dalam satu tanaman.
Rata-rata panjang daun berkisar 2-4 cm baik Kontrol maupun Pupuk.
IV.2.5. Jumlah Bunga
Bunga muncul pertama kali pada
minggu ke 14, pembungaan terbanyak dialami oleh kontrol B. Pembungaan terus
terjadi sampai masa panen.
IV.2.6. Hasil Panen
Pemanenan : 31 Desember 2015
Kontrol A
Kontrol B
Kontrol C
Pupuk A
Pupuk B
Pupuk C
Pengaruh pupuk pada hasil panen berpengaruh nyata, dapat
dilihat dari jumlah dan kualitas polong yang dihasilkan, perlakuan pupuk lebih
unggul. ini dikarenakan perlakuan pupuk mendaptkan nutrisi dari urine kelinci
dan EM4, sehingga pertumbuhan polongnya baik, di badingkan perlakuan kontrol
yang tidak diberi nutrisi sama sekali. Namun pengecualian terjadi pada
perlakuan Pupuk C, jumlah polong hanya sedikit, ini di karenakan oleh hama yang
menyerang perlakuan tersebut, hal ini diketahui saat pemanenan, akar terputus
dengan polongnya dan beberpa polong menghitam pada bagian dalamnya, seperti
halnya yang ditemukan pada perlakuan kontrol. Jumlah biji pada setiap polong
berbeda-beda. Jumlah biji terbanyak ditemukan pada perlakuan Pupuk B, 4 buah.
Sedangkan pada polong lainnya berkisar 2-3 buah.
BAB V
PENUTUP
V.1. Simpulan
Pupuk urine kelinci tidak terlalu berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanh, namun berpengaruh nyata pada
hasil panen. Perbedaan signifikan terjadi pada jumlah polong yang di hasilkan
dari perlakuan kontrol dan pupuk. Pada perlakuan kontrol jumlah polong yang di
hasilkan hanya sedikit, dan struktur polong kisut. Sedangkan pada perlakuan
pupuk jumlah polong lebih banyak, rasanyapun lebih manis, dan strukturnya
lonjong dan keras.
V.2. Saran
Diperlukan waktu yang lebih
intensif untuk melakukan pengamatan, literatur yang lebih banyak dalam
pelaksaan penelitian, serta diperlukan bibit unggul agar hasil lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas.
2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum 2013. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Ratnapuri, I. 2008. Karakteristik dan Produksi Lima Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi. Program Studi Agronomi.
Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
MIG corp. 2014. Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.). Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.
Mardiati, T. 2007. Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Kecaman
Kekeringan. Skripsi. Departemen
Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sumadi, I. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.) di Lahan Kering. Tesis. Program Studi Pertanian Lahan
Kering. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Denpasar.
http://www.organikilo.co/2014/12/pupuk-organik-cair-super-urine-air.html
http://asevha.blogspot.com/2013/07/mengolah-kotoran-dan-urine-kelinci-menjadi-pupuk-cair.html
Itu tadi karya ilmiahnya, Semoga Bermanfaat! :D
Maaf ya gue gk masukin lampirannya, biar ada usaha dulu kalo nyontek :D |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar